UMLAQ VI, Kegiatan Peningkatan Kualitas Bahasa Arab Santri IBS Riau
Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan Boarding School (IBS) Riau mengadakan acara Usbu’ Ma’llughoh (UMLAQ) ke-VI, Senin, (10/01/2022). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri Putra dan Putri, Daring maupun Luring.
Ketua Panitia Suhendro S. Pd mengatakan UMLAQ VI bertujuan sebagai upaya meningkatkan kualitas Bahasa Arab Santri. Ia menilai Bahasa Arab Santri IBS selama ini belum memenuhi standar.
“Melalui UMLAQ ini kita bisa kenalkan pada anak bagaimana cara belajar Bahasa Arab. Kita juga berupaya membuat Bahasa Arab menjadi kawan bagi mereka bukan lagi beban,” Ungkapnya.
Suhendro menerangkan, selama sepekan ini santri IBS fokus mempelajari Bahasa Arab saja, baik Mufrodhat, Muthola’ah, Kitabah, Sima’an, dan lainnya. Tidak belajar di kelas seperti biasa.
Ia juga menambahkan, kegiatan UMLAQ sudah dilakukan dari tahun-tahun sebelumnya, dan sudah banyak melahirkan Penanggung jawab (PJ) bahasa di lingkungan akademik dan pembinaan asrama, hanya saja kata Suhendro, UMLAQ VI ini sedikit berbeda agar kualitas bahasa santri jauh lebih baik lagi.
“Kita mengadakannya setiap mengawali semester genap dan ganjil, ini udah yang ke enam. Jika tahun sebelumnya fokus pada Mufrodhat saja dan mengejar target hapalannya sekarang kita menggunakan buku Qiro’aturrosyidah. Buku ini merupakan buku yang dipakai oleh pondok-pondok modern seperti Gontor dan lainnya,” Jelas Suhendro.
Pimpinan IBS, Kyai Muhammad Akhyar Rifqi, Lc, MH sangat mendukung kegiatan ini. Menurut Akhyar UMLAQ VI ini sebagai stimulus santri dalam menguasai Bahasa Arab. Ia juga menuturkan Bahas Arab adalah bahasa pilihan Allah Azza Wajalla dan bahasa para penghuni surga. Dengan Bahasa Arab suasana pesantren menjadi hidup.
“Tidak mungkin kita paham bahasa Arab kalau kita tidak mempelajarinya.”
Kiyai M Akhyar Rifqi menambahkan Bahasa Arab bagi Ummat Islam memiliki nilai yang sangat tinggi, sehingga perlu dipelajari, khususnya buat para santri IBS.
” Al-Qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab. Tidak sempurna pemahaman kita terhadap Al-Qur’an kalau kita tidak bisa berbahasa Arab.”
Beliau juga berharap, santri IBS cinta dan mau mempelajari Bahasa Arab, sehingga tidak lagi terbata-bata dalam pengucapannya.
“Semoga nantinya anak-anak bisa membaca serta memahami Al-Qur’n dan Sunnah tanpa harus membuka terjemahannya,” pungkasnya.
Reporter: Kiki Mardianti, S.I.Kom